Kamis, 27 Agustus 2009

Kenapa Dilarang Pacaran ..?

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-An’am : 27)

Bagi anak muda islam sekarang ini, banyak yang beranggapan bahwa pacaran itu diperlukan sebagai proses saling menjajaki, proses saling pengertian dan juga proses menghaburkan harta orang tua yang bukan pada tempat.

Sedangkan sebagian ulama melarang didasarkan atas dalil “laa taqrabuu azzinaa” (jangan mendekati zina). Pacaran dianggap sebagai jalan mendekati zina, sehingga ulama pun ada yang mengharamkannya.

Rosulaowllah bersabda : Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani)

Dengan berat hati saya pun setuju untuk melarang pacaran dalam syariat islam kecuali jika hal-hal berikut ini bisa dihindari :

1. Bersentuhan kulit dengan sengaja,

2. Berpandangan dengan lawan jenis dengan unsur hawa nafsu,

3. Sms atau menelphone dengan diiringi hawa nafsu,

4. Melalaikan kewajiban memenuhi hak-hak Aowllah,

5. Menghamburkan harta orangtua.

Setiap pacaran selalu menimbulkan dosa-dosa yang banyak walaupun tidak terjadi zina (dosa utama). Contoh yang paling sederhana adalah bersentuhan kulit yang bukan muhrim. Biasanya orang pacaran akan selalu ada dorongan nafsu untuk bersentuhan jika bertemu, bahkan tidak bertemu pun memiliki rasa ingin bersentuhan.

Jika orang yang memiliki wudhu saja bisa berhadast karena bersentuhan kulit dengan yang bukan muhrim walaupun tidak di sengaja, apalagi yang disengaja atas dorongan “nafsu”. Maka satu kali persentuhan berarti satu pertanggungjawaban dihadapan Aowllah SWT. Jika pacaran tersebut berlangsung selama 1 tahun, berapa kali pertemuan dan berapa kali bersentuhan dilakukan? Atau satu kali pertemuan berapa kali bersentuhan? Sungguh hebat bukan masa muda kita dalam menabung dosa. Untungnya orang-orang sekitar dan para orangtua kita cuek saja dengan keadaan begini.

Rosulaowllah bersabda : Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)

Apa saya berlebihan ???

Mungkin ya, mungkin tidak.

Rosulaowllah Saw pernah ditegur Siti Aisyah karena beliau melakukan sholat sebagai rasa syukur kepada Aowllah SWT yang sulit untuk diikuti ummatnya. Dan seorang sahabat pernah berdalih bahwa “tidak ada berlebihan dalam kebaikan dan mengurangi dosa”.

Saya percaya, bahwa tidak setiap ibadah yang sempat kita lakukan dapat diterima oleh Aowllah SWT. Tetapi setiap perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat islam tercatat jelek di dalam buku pertanggungjawaban.

Kapankah kita bisa menghitung-hitung dosa-dosa dalam satu hari untuk memperbaiki pahala???

Dan tinggalkanlah dosa yang Nampak dan yang tersembunyi, sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi balasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. (Al-‘An’am : 120)

Wa Aowllahu a’alam bishowaab…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar